Kamis, Januari 01, 2009

Keluhan setelah operasi sesar (caesar/seksio)

Berbagai keluhan setelah operasi sesar memang acap terdengar; sering kebal (mati rasa), nyeri tulang belakang, atau nyeri di perut. Sebaiknya, jangan keburu panik karena semua keluhan tersebut pada dasarnya bisa diantisipasi dan diatasi. Tentu saja semua masalah mesti dikonsultasikan pada dokter kebidanan dan kandungan agar penanganannya tepat dan intensif. Apa saja sih keluhan yang sering muncul? Kita simak satu per satu.


Sakit di tulang belakang

Sehabis sesar ibu sering mengalami rasa sakit di bagian tulang belakang tempat dilakukan suntik sebelum operasi. Keluhan ini umumnya timbul ketika membungkukkan badan saat mengambil sesuatu atau mengangkat beban yang lumayan berat. Sumber rasa nyeri berada tepat pada bekas tusukan jarum suntik saat dilakukan bius lokal. Diduga karena pernah terjadi trauma di situ.

Sebagai tindakan awal, atasi dengan melakukan gerakan yang tidak terlalu mendadak atau berubah drastis. Saat mengambil benda kecil di lantai, contohnya. Sebaiknya ambil posisi jongkok dengan menekuk kaki dan hindari posisi membungkuk yang akan meningkatkan beban di tulang belakang. Sedapat mungkin, hindari pula mengangkat beban berat. Selain itu, lakukan olahraga yang tepat secara teratur agar kesehatan dan kebugaran tubuh senantiasa terjaga. Untuk penanganan lebih mendalam, sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter spesialis anestesi yang menangani pembiusan. Dokter akan memeriksa dan menganjurkan pengobatan sesuai dengan diagnosisnya. Pemeriksaan penunjang mungkin saja diperlukan, misalnya rontgen tulang belakang.

Rasa kebal atau kebas di bagian bekas sayatan


Keluhan lain sehabis sesar adalah rasa kebal di bagian atas bekas sayatan operasi. Ini wajar karena saraf di daerah tersebut boleh jadi ada yang terputus akibat sayatan saat operasi. Butuh waktu cukup lama, kira-kira 6-12 bulan, sampai serabut saraf tersebut menyambung kembali. Ibu-ibu yang mengalami lazimnya diminta bersabar menunggu serabut-serabut saraf menyambung kembali.

Nyeri dibekas jahitan

Banyak ibu yang mengeluhkan rasa nyeri di bekas jahitan sesar. Keluhan ini sebetulnya wajar karena tubuh tengah mengalami luka dan penyembuhannya tidak bisa sempurna 100%, apalagi jika luka tersebut tergolong panjang dan dalam. Ingat, dalam operasi sesar ada 7 lapisan perut yang harus disayat. Sementara saat proses penutupan luka, 7 lapisan tersebut dijahit satu demi satu menggunakan beberapa macam benang jahit. Sayangnya, dalam proses penyembuhan tak bisa dihindari terjadinya pembentukan jaringan parut. Jaringan parut inilah yang dapat menyebabkan nyeri saat melakukan aktivitas tertentu. Begitu juga aktivitas yang berlebihan maupun penekanan di bagian tersebut.

Nah, untuk meminimalkan keluhan yang satu ini mau tidak mau tinggalkan dulu aktivitas yang berlebihan, apalagi dengan gerakan yang terlalu cepat. Pilihlah aktivitas ringan yang tidak terlalu memberatkan. Jangan pula menekan daerah jahitan tersebut, baik sengaja maupun tidak, atau berjongkok secara tiba-tiba sampai bagian bekas jahitan sesar benar-benar kering dan kuat.

Keloid di bekas sayatan

Selama masa penyembuhan luka operasi sesar, banyak ibu yang gundah karena perutnya tak lagi mulus. Apalagi jika di bekas jahitan tersebut muncul benjolan memanjang yang disebut keloid. Keloid sering muncul pada bekas luka, termasuk luka akibat operasi sesar, sebagai reaksi tubuh yang berlebihan dalam proses penyembuhan luka.

Munculnya keloid pada bekas sayatan operasi sesar biasanya disebabkan oleh:
  • paparan cairan ketuban yang mengandung faktor pertumbuhan sel
  • jenis benang jahit yang dipakai
  • teknik menjahit yang digunakan
  • bakat seseorang dalam reaksi jaringan
Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan munculnya keloid. Antara lain, dokter harus melakukan teknik menjahit yang baik, memilih benang jahit yang tidak iritatif, dan memberikan obat antikeloid. Usai operasi, ibulah yang harus benar-benar menjaga agar luka bekas operasi sesar tidak mengalami iritasi, infeksi, atau malah terbuka yang dapat merangsang terjadinya keloid. Memang ada operasi untuk mengangkat keloid, tapi upaya ini toh belum dapat mencegah berulangnya keloid.

Gatal di bekas jahitan


Rasa gatal di bekas jahitan sangat mengganggu dan mendorong ibu untuk menggaruknya. Urungkan niat itu karena dikhawatirkan jahitan akan terbuka dan berdampak lebih parah. Sebenarnya, rasa gatal bisa timbul akibat adanya infeksi pada daerah luka operasi seperti infeksi jamur atau karena reaksi penyembuhan luka yang berlebihan.

Bila penyebabnya infeksi biasanya akan tampak tanda radang di daerah jahitan. Ditandai dengan kulit yang berwarna kemerahan, ada luka, ada cairan yang keluar, terasa panas, dan terasa nyeri bila ditekan. Berbeda bila disebabkan karena reaksi kulit yang berlebihan; kulit di daerah jahitan menebal dan mengeras serta menonjol dibanding permukaan kulit lainnya. Inilah yang disebut keloid.

Bila keluhannya ringan, ibu masih bisa bertahan untuk tidak menggaruk. Hindari makanan atau zat tertentu yang memang dapat menyebabkan alergi berbentuk gatal di kulit. Yang tak kalah penting, hindari pemakaian celana dalam ketat yang akan menimbulkan gesekan pada bekas jahitan secara berulang kali. Atasi rasa gatal dengan menggunakan salep antigatal atau antikeloid. Namun untuk menilai sejauh mana efektivitasnya, konsultasikan dokter kebidanan dan kandungan.

Tak bisa lagi melahirkan normal

Banyak wanita yang merasa tidak sempurna jika tidak pernah menjalani persalinan normal. Oleh sebab itu, informasi yang mengatakan operasi sesar akan menutup kesempatan melahirkan normal di kehamilan berikutnya acapkali membuat ibu gundah. Jangan khawatir, Bu. Melahirkan sesar ataupun normal bukan acuan seorang wanita dikatakan sempurna. Karena setiap proses persalinan adalah suatu pengorbanan terbesar dari seorang ibu. Kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya lah yang harus diutamakan. Apalah arti 'kesempurnaan', jika nyawa dan kesehatan ibu dan bayinya yang jadi taruhan.

Untuk kasus-kasus tertentu, ibu yang pernah bersalin dengan cara sesar dianjurkan untuk kembali disesar pada persalinan berikutnya. Akan tetapi bila sesar sebelumnya bukan atas indikasi menetap seperti panggul sempit atau abnormal, berikutnya ibu boleh-boleh saja melahirkan normal. Tentu saja asalkan segala persyaratan terpenuhi, di antaranya kehamilan berikut terjadi setelah sesar lewat 1 tahun atau setelah anak sebelumnya berumur 18 bulan, kondisi jahitan aman, dan tidak ada komplikasi pada jahitan. Agar bisa melahirkan normal, sebaiknya ibu mengikuti anjuran dokter.

Tak boleh berolahraga

Karena kondisi perut yang lemah akibat sayatan, banyak ibu percaya kalau mereka tidak boleh berolahraga selamanya. Sebenarnya, olahraga boleh dilakukan asalkan secara bertahap. Contohnya, setelah lewat 40 hari lakukan senam ringan atau jalan santai. Tiga bulan kemudian lakukan senam atau jalan santai dengan intensitas waktu yang lebih lama. Namun sebelum berolahraga sebaiknya konsultasikan lebih dulu pada dokter apakah gerakan-gerakan olahraga yang akan ditekuni benar-benar aman atau tidak, dan kapa boleh dilakukan.

Jahitan terbuka

Jahitan terbuka sering dialami ibu pascasesar. Biasanya akan diikuti dengan keluarnya cairan sehingga luka terlihat basah, berwarna kemerahan, berdarah, serta muncul rasa nyeri dan gatal. Kemungkinan lain, akan terjadi perdarahan bercak bila rahim berkontraksi berlebihan.

Terbukanya jahitan sesar memang bisa saja terjadi dengan aneka penyebab. Di antaranya teknik jahit yang kurang baik, kualitas benang jahit, atau akibat kesalahan ibu sendiri. Itulah mengapa, dokter yang melakukan jahitan sesar harus memahami betul teknik menjahit dan benang jahit yang benar-benar berkualitas. Ibu juga diminta untuk tidak melakukan gerakan-gerakan berlebihan dan cepat, mengedan terlalu kuat, apalagi mengangkat beban berat. Mengapa? Tak lain karena dalam tiga bulan pertama setelah sesar, luka dinding rahim belum sembuh benar sehingga bisa saja terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar