'Untuk apa perempuan sekolah tinggi-tinggi, S1, S2 tapi akhirnya gak kerja, gak berkarya, gak 'menghasilkan', Jadi ibu rumah tangga yang ngendon di rumah. Jadi ibu rumah tangga itu gak perlu sekolah tinggi-tinggi. Cukup SMA, terus kursus-kursus. Rugi biaya.'
Sebagian besar dari kita mungkin pernah mendengar pendapat seperti itu. Bagi saya, perempuan memang harus sekolah setinggi-tingginya. S1, S2, S3...It's OK. Kenapa?? Apa karena saya seorang perempuan? Salah satunya..iya. Karena saya perempuan, maka saya tau dan merasakan, bukan hanya berempati, kendala-kendala yang dihadapi seorang perempuan dalam mendidik anak yang memiliki jaman yang berbeda dengan dirinya. Wuih... panjang skaleee.Gini, lho...
Alasan pertama, seorang ibu harus berwawasan luas untuk anak-anaknya. Saat ini orang tua harus memiliki konsep yang jelas dalam mendidik anak, karena dunia dan teknologi semakin maju. Apakah sisi positifnya atau malah sisi negatifnya. Anak adalah anugrah, titipan Tuhan. Anak lebih utama dari semua lowongan pekerjaan yang ada. Maksudnya??? Naif sekali kalo kita hanya membatasi pendidikan perempuan, seorang ibu rumah tangga penuh, hanya sampai SMA. Padahal yang dia kelola adalah sesuatu yang jika salah dalam mengelola maka species manusia akan punah. Bukan main-main, kan. Sesuatu itu adalah anak. Anak berhak mendapatkan yang terbaik yang bisa diberikan oleh Ayah dan Bunda-nya. Anak yang merupakan anugrah bisa saja menjadi cobaan jika orang tua salah dalam mendidik.
Alasan kedua, biar bisa nyambung kalo ngobrol sama suami. Lha, iya dong...bayangkan kalo suami S3, sementara istri SMA kan ngobrolnya bisa gak nyambung. Entar selingkuh, lagi. Alasan pembenarannya, karena selingkuhannya seorang wanita karir, notabene berpendidiakan tinggi, yang mempunyai lingkungan kerja sama dengan si suami. Wawasannya luas dan kalo ngobrol bisa nyambung. enak diajak diskusi dan berkeluh kesah. Makanya, seorang ibu rumah tangga yang full harus berpendidikan tinggi supaya bisa nyambung dalam berkomunikasi. karena komunikasi sangat penting untuk membina hubungan. Begitu....lho.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar