Selasa, Mei 01, 2007

Mengapa Tidak Memakai Jasa Pembantu?

Sudah satu tahun lebih saya full menjadi ibu rumah tangga. Real housewife, dalam artian gak bekerja luar rumah sama sekali. 24 jam waktu saya untuk anak-anak dan urusan domistik. Untuk semua itu sengaja saya tidak memakai jasa pembantu RT maupun baby sister. Why not?

Alasan pertama...emh, jaman sekarang ini saya 'kurang' bisa percaya ada 'orang luar' untuk tinggal di rumah. Yah, tau sendiri kan sekarang ini gimana? Penculikan, lah. Perampokan, lah. Bahkan pembunuhan bisa terjadi hanya karena uang RP 500. 'Tanya kenapa?'...Parno ya...paranoid..terserah, lah...nyatanya memang iya. :)


Alasan kedua, saya membatasi kontak antara orang lain anak saya. Maksudnya?? Begini, semakin sedikit jumlah orang yang berinteraksi dengan mereka. Maka semakin kecil kemungkinan mereka untuk sakit. Flu dan batuk bagi orang dewasa adalah penyakit biasa. Tapi bagi balita, sangat menyiksa dan melelahkan... bagi orang tuanya juga. :) Lelah phisik dan phisikis. Oya, satu lagi, lelah materi...Ya, ke dokter kan perlu biaya. Ya dokternya, ya obatnya. Apalagi semua biaya itu gak ditanggung oleh perusahaan tapi dari 'kantong sendiri'. Untuk Ayah sih ada, Askes. Kalo keluarga juga ada tunjangan kesehatan yang diberikan dengan nominal sekian rupiah pertahun. Gak ditanggung penuh. So, pasti gak cukup. Apalagi balita adalah usia rentan sakit. Selain itu, dengan menjaga kondisi balita-balita saya tetap fit, maka mereka gak perlu minum racun-racun yang tentunya punya efek negatif ke organ-organ tubuhnya. Obat kan racun. Racun untuk penyakit, tapi terkadang efek racunnya itu kena juga ke kita yang minum. Ya, intinya seperti di karantpada baby sina begitu. Parno, ya...??

Anak-anak bagi saya adalah anugerah dan titipan dari-Nya. Mereka dititpkan kepada kita, bukan kepada baby sister. :) Mereka harus mendapatkan yang terbaik semampu kita.

Ada yang tanya, apa gak berat ngerawat 2 balita gak pake pembantu?? Ow, sangat berat, tapi bisa dijalankan, kok. Meminjam quote dari Sean connery di film Entrapment, 'impossible but durable'. Yah, meskipun bukan 'impossible', sih. Dulu saya yang saya malah handle 2 balita. Jauh dari sanak sodara juga. Teman saya itu bilang, memang capek sekali, tapi kalo sudah ngliat anak kita tersenyum ataupun bahagia..rasa capeknya jadi hilang. Awalnya saya dengar sambil lalu. Ah, Masak iya. Namanya capek ya capek. Ternyata, memang seperti itu. Rasa capek tergantikan begitu melihat tawa, canda, ekspresi bahagia, peningkatan kemampuan mereka. Apalagi kalo pas melihat mereka bobok...blas, rasa capek itu terbayar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar