Senin, Desember 18, 2006

Jebakan Toko Barang Elektronik

Tadi sore di perempatan dekat monkasel, ada orang yang bagi-bagi amplop. Dia bagikan ke seluruh orang saat lampu merah, termasuk saya. Sampai di Pemkot, amplop tadi saya buka. Hanya melihat sedikit bagian saja, amplop beserta isinya tadi langsung saya buang. Saya tahu kalau isinya adalah sesuatu yang cukup cukup sering saya dapatkan. Sesuatu yang sering juga dibagi-bagikan seseorang dengan pakaian necis di plaza-plaza. Sering juga dikirimkan lewat pos ke rumah kita. Surat tersebut adalah brosur sekaligus pemberitahuan kalau kita menang undian. Biasanya ada daftar nomor-nomor yang menang undian, kemudian nomor surat yang kita pegang tertutup semacam kertas yang di lem. Dan kalau kita buka penutup tadi, ternyata nomor yang tertera adalah salah satu nomor yang ada pada daftar nomor pemenang tadi. Ya, seperti yang Anda duga, seluruh amplop yang dibagi tadi memang berisi nomor-nomor yang menang undian. Tidak ada nomor yang kalah. Semua penerima amplop menjadi orang yang beruntung.

Beruntung? Dalam brosur tertulis kalau kita dapat kesempatan untuk menarik undian memenangkan berbagai macam barang elektronik dengan hanya membayar sedikit saja, sekitar 30%, dari harga aslinya. Bayangkan, ada mesin cuci merk terkenal yang aslinya 4 jutaan bisa kita beli dengan harga 1 jutaan. Ada juga AC, TV, Kulkas, dan barang elektronik lainnya. Harapannya adalah ada orang yang merasa beruntung dan mau mengambil kesempatan untuk mengambil undian tadi.

Dimana jebakannya? Diantara barang-barang elektronik tadi, banyak diantaranya adalah merk-merk terkenal. Hanya beberapa barang yang merknya tidak terkenal, dan mungkin bukan merupakan barang kebutuhan yang mendesak untuk dibeli dan hanya merupakan barang sampingan. Contohnya adalah Microwave/Oven, Blender, Alat Presto, Mixer, dan sebangsanya. Nah, barang-barang inilah yang sebenarnya merupakan barang jualan mereka. Proses selanjutnya setelah ada orang datang, dia harus menandatangani perjanjian agar menerima apapun hasil undian yang dia ambil dan membayar 30%-nya. Kemudian orang tadi dipersilahkan mengambil undian. Dan hasilnya sudah dapat ditebak, dia pasti mendapatkan Microwave atau Blender atau barang-barang sampingan yang mungkin tidak dia harapkan, dan terpaksa membelinya.

Tapi kan cuman bayar 30% saja? Harga asli untuk barang-barang tadi tidak semahal itu. Masak ada Microwave merk tidak terkenal harganya 4 juta. Pastilah harga aslinya memang 30%-nya saja. Wong jika ditawarkan dengan harga 30% tadi dan dijual secara wajar saja orang malas beli, apalagi jika ditawarkan dengan harga 'asli'-nya.

Kok saya bisa tahu dari mana? Hehehe.. dulu pernah jadi korban juga. Gara-gara ingin dapat mesin cuci, jadi terpaksa beli Microwave. Yang sampai sekarang belum pernah dipakai. Dikeluarkan dari kardusnya pun belum pernah. Ada yang berminat mau beli? Harga aslinya 4 jutaan lho, tak tawarkan 20%nya aja deh.. :)

4 komentar:

  1. Anonim7:31 PM

    Ternyata modus seperti itu masih banyak ya? Kalo aku dulu didatangi kaya sales, waktu itu masih sma katanya menang undian penerjemah elektronik dari jepang. disuruh bayar biaya xxx thok katanya.. aku sih ngomong ke orangnya kalo pulang dulu ngambil uang, padahal ga balik, dia ngomong beritanyq bakal muncul; di jawapos 3 hari kemudian. ternyata sampai sekarangpun beritanya ga muncul kasian yang uda ketipu..

    BalasHapus
  2. Anonim1:00 PM

    Terus untuk tawaran saya gimana... mas Buchin tertarik untuk beli Microwave seharga 4 juta dengan membayar 20%nya saja gak..:)

    BalasHapus
  3. Anonim1:11 PM

    klo ga salah di brosurnya jg ada tulisan tidak ada paksaan untuk membeli barang, kan?

    BalasHapus
  4. Anonim6:01 PM

    Memang gak ada paksaan kok. Pertamanya justru kita seperti ditantang saat ambil undian dan tanda tangan perjanjian. "Bener mau Pak.. sudah dipikir betul-betul? kalau tidak jadi tidak apa-apa lho Pak.." begitu kata orangnya.
    Cuman waktu itu kan belum tahu kalau ternyata tipuan. Harusnya sebelumnya kita cek semua undian, apakah benar ada barang2 elektronik lain yg tercantum disitu, disamping microwave.

    BalasHapus