Alhamdulillah, kondisi Akhtar mulai membaik. Suhu tubuhnya dah normal. Luka lecet seperti sariawan di (ma’af) pantat dan dubur berangsur sembuh. Hanya saja kaki kanannya, tempat jarum infuse di’cubles’kan agak bengkak. Mungkin karena kakinya sering dihentak-hentakkan kalo pas ‘marah-marah’. So, jarum infuse dipindah ke kaki kiri. Itupun tidak mudah. Musti cubles sana sini sebelum dapat vena yang pas. Selain itu dari kemaren Akhtar belum buang air besar. Terakhir BAB hanya berupa air. Agak kuatir juga, sih. Jangan-jangan malah mampet terus sembelit. Semoga saja tidak.
Ada kejadian agak menggelikan siang ini. Tadi saya ditelpon perawat untuk ke ruangannya ambil obat untuk Akhtar. Diantara obat-obat yang diberikan ada satu obat yang sangat familiar. Salep yang bungkusnya berwarna kuning.
“Kalo yang ini kita sudah punya. Mycostatin, kan?”
“Bukan. Ini Myco-Z.” jawab Suster.
Karena sama-sama ‘Myco’nya, jadi saya pikir dua-duanya punya fungsi yang sama. Kan lumayan ngirit ongkos kalo kita dah punya. So, saya bergegas kembali ke kamar untuk mengambil obat yang saya maksud dan mencocokkan dengan obat yang akan biberikan oleh suster itu
“O, kalo ini Mycostatin, salep buat bibir, Bu.” jelas Suster
“Iya, betul”
“Kalo Myco-Z ini buat dioleskan di dubur yang lecet.”
“O, gitu.” Hi..hi..hi.. fungsinya jauh sekali bedanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar