Sabtu, Desember 02, 2006

Kembalikan Akhtar-ku yang dulu!

Dalam dua minggu ini, sebenarnya ada garis cerita besar yang kami sedang kami jalani.
Suatu cerita yang pada awalnya sengaja tidak dimasukkan dalam blog ini, karena menyedihkan dan belum tahu bagaimana akhir kisahnya.
Yaitu tentang sakitnya Akhtar. Bermula dari sakit panas yang kami anggap biasa, karena bersamaan dengan tumbuhnya gigi taringnya.
Setelah panasnya tidak reda-reda, dia mulai merasakan sakit saat berjalan, sampai hari ini, dia jadi seperti takut untuk berdiri. Tapi ada satu hal lagi yang membuat kami seperti kehilangan anak kami. Yaitu Akhtar sekarang menjadi bukan dirinya yang dulu. Suka teriak-teriak, suka marah-marah, suka ngambek, dan lempar-lempar benda. Seakan seperti kerasukan ( yang pernah saya ceritakan disini ) tetapi berlangsung terus menerus. Saya lebih senang dia benar-benar kerasukan atau menjadi seperti ini karena penyakitnya, daripada memang dirinya sudah berubah seperti sekarang.
Jadi sakitnya Akhtar jika dipisah-pisah ada 3 yaitu : panas tinggi, tidak bisa jalan, dan berubah jadi liar.


Berbagai cara sudah kami tempuh untuk kesembuhannya. dari segi medis dia sudah di tes laboratorium 4 kali. Satu untuk ngecek apakah kena tipes atau tidak, satu untuk ngecek apakah dia demam berdarah atau tidak. Keduanya hasilnya negatif. Kemudian satu tes laboratorium yang saya cancel gagal mengambil darah anak saya (sampai jarumnya keluar masuk dan diongkek-ongkek), dan satu tes paling lengkap di pagi hari ini. Semoga tes terakhir ini memberikan pencerahan tarhadap sakitnya Akhtar.
Dari segi non medis, juga sudah kami usahakan. Pertama mengecek apakah ada otot-ototnya yang salah. Saya periksakan Akhtar ke seorang tukang pijat di daerah Candi Sidoarjo, hasilnya secara ilmu ke-otot-an, kaki Akhtar normal-normal saja. Yang kedua kami datang ke pengobatan Alternatif di daerah Juanda. Waktu diperiksa, sang Ustad sempat berkata "masyaallah".. tapi dia hanya memberi penjelasan kalau memang ada yang menempel pada diri Akhtar dan saat ini badan Akhtar sakit semua, dan kami disiruh melihat perkembangannya selama 3 hari. Setelah 2 hari dari saat ke Ustad tadi, ternyata tidak ada perkembangan berarti, dan tadi pagi kami ke Kiai di daerah Buduran, Sidoarjo. Oleh Pak Kiai Akhtar diberi air mineral yang sudah didoakan tapi beliau tidak menjelaskan apa-apa tentang penyakitnya. Mungkin beliau sengaja tidak menjelaskan biar kami tidak terlalu khawatir.

Ada juga sih, saat-saat Akhtar menjadi seperti dulu, ceria dan pintar, badan tidak panas, tapi tetap tidak bisa jalan. Kebanyakan saat-saat normal ini terjadi jika kita dalam perjalanan atau pas sengaja jalan-jalan untuk menyenangkan Akhtar. Yang paling sering adalah kita jalan-jalan di Giant Sidoarjo. Dia sangat senang naik troli belanja yang berbentuk mobil-mobilan. Nah, biasanya saat naik mobil troli tadi, dia menjadi Akhtar kami yang dulu...

Maaf pada teman-teman di Pemkot karena tidak bisa mendampingi di saat-saat genting rapat dengan Dewan. dan Terima kasih atas semua dukungannya.
Maaf juga kepada para Mahasiswa yang kelasnya sengaja kukosongkan karena harus merawat Akhtar. Terima kasih pada rekan-rekan Dosen, juga atas dukungannya dan mau menggantikan di kelas saya. Semoga sebentar lagi ada pencerahan dan saya akan melanjutkan tulisan ini dengan berita yang gembira..semoga...

2 komentar:

  1. Moga cepet sembuh anaknya ya nil.

    Ngomong2 sekarang di rumah sakit atau di rumah ?

    BalasHapus
  2. Anonim8:55 AM

    Ass wr wb.
    Danil dan Luluk sekeluarga, saya turut prihatin atas sakit yang menimpa putra tercinta kalian.
    Semoga selalu sabar dalam menghadapi cobaan ini.
    Btw, Danil sampean apa sudah coba untuk membawa Akhtar ke tempat rukyah atau perdengarkan ayat2 Qur'an dari kaset2 rukyah, bbrp. waktu lalu bbrp. teman kantor kami yang merasa mengalami 'keanehan' bisa disembuhkan dengan metode rukyah ini.
    Atau sudah coba utk. bbrp waktu memindahkan tempat tinggal Akhtar ke rumah lain utk. beberapa waktu?
    Semoga Akhtar lekas sembuh, mari kita bersama-sama mendoakannya.

    Wass wr wb

    Nova

    BalasHapus